Misa Inkulturasi Budaya Flobamora: Perpaduan Eksotisme dan Kebhinekaan dalam Ibadah
Dalam suasana yang meriah dan penuh semangat, Misa Minggu Biasa XIV pada tanggal 3 Juli 2022 pukul 10.00 di Gereja Santo Barnabas Paroki Pamulang menghadirkan pengalaman berbeda dari misa-misa biasanya. Kali ini, misa tersebut menjadi bagian integral dari rangkaian perayaan HUT Paroki ke-29 yang dimeriahkan oleh elemen budaya melalui konsep Misa Inkulturasi Budaya Flobamora. Melalui kreativitas dan semangat kebersamaan, misa ini berhasil menjadi momen yang mempersatukan umat dari berbagai daerah dan budaya di wilayah Paroki Pamulang.
Misa Inkulturasi: Memperkaya Makna Ibadah
Sebagai refleksi perayaan HUT Paroki ke-29, Misa Inkulturasi Budaya Flobamora menunjukkan dedikasi kuat dalam menggabungkan elemen budaya lokal dengan ibadah liturgi. Dalam konteks ini, Flobamora mengacu pada Flores, Sumba, Timor, dan Alor – wilayah yang menjadi akronim yang mewakili keragaman budaya di Indonesia Timur. Umat dari komunitas-komunitas ini, yang tersebar di Paroki Pamulang dan wilayah lain, aktif terlibat dalam pelaksanaan misa inkulturasi ini baik sebagai umat maupun dalam berbagai peran liturgi.
Seperti juga dalam pelaksanaan Misa Inkulturasi Budaya Batak sebelumnya, Misa Inkulturasi Budaya Flobamora memperlihatkan semarak pakaian adat dan aksesoris tradisional Nusa Tenggara Timur (NTT). Umat yang memenuhi gereja – dari ruang utama hingga balkon – tampil anggun dengan pakaian adat atau kain tenun yang dihiasi berbagai motif khas daerah-daerah di NTT. Tak hanya umat, para petugas liturgi pun dengan bangga mengenakan pakaian adat Flobamora, menciptakan harmoni visual yang memukau.
Misa ini dipimpin oleh Romo Petrus Cipto Nugroho SCJ, didampingi oleh Romo tamu dari Keuskupan Larantuka, Romo Yohanes Bulet Rean Pr. Prosesi dimulai dengan perarakan menuju altar, yang diawali dengan upacara penyambutan khas budaya Flobamora. Dalam momen ini, Romo, Prodiakon, dan para putra altar diiringi oleh tarian dan lagu "Mai Wi Gani Rai," menciptakan suasana suci yang penuh semangat.
Simbolisme Dalam Persembahan dan Lagu
Dalam prosesi persembahan, penari dengan pakaian khas NTT yang mencolok menyampaikan persembahan dengan diiringi lagu "Toba Mora." Rangkaian prosesi ini tidak hanya memberikan dimensi keindahan visual, tetapi juga mengekspresikan nilai-nilai budaya dan kekayaan spiritual. Musik yang mengiringi setiap langkah, paduan suara yang penuh semangat, semuanya berperan dalam membangun suasana khidmat dan meriah.
Romo Petrus, dalam ucapan berkatnya, mengapresiasi peran penting komunitas Flobamorata dalam pelaksanaan misa inkulturasi ini. Dia juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh umat yang hadir, baik dari Paroki Pamulang maupun paroki lainnya. Romo Rean pun diberi kesempatan untuk berbicara, mengajak umat dari berbagai daerah untuk berdiri dan memberikan pesan inspiratif tentang menjadi terang dan garam bagi sesama.
Kenyamanan dan Kebersamaan
Misa ini ditutup dengan lagu "Flobamora," menyiratkan rasa cinta dan rindu kepada tanah air. Suasana haru tak terbendung saat umat dari Flobamora meluapkan rasa bangga dan kebersamaan melalui lagu "More Ngga’e." Setelahnya, umat dan panitia berkumpul di area perparkiran untuk menikmati hidangan tradisional NTT, bernyanyi, dan menari bersama. Semangat komunitas dan keragaman budaya terus tercermin dalam momen berharga ini.
Misa Inkulturasi Budaya Flobamora bukanlah sekadar acara seremonial, tetapi juga bagian dari perjalanan rohani yang kaya makna. Keberhasilan pelaksanaan misa ini menginspirasi komunitas untuk menjadikannya agenda rutin di masa depan. Dengan demikian, misa ini akan terus menjadi pijakan spiritual yang memadukan kekayaan budaya dan kesatuan iman.
Misa Inkulturasi Budaya Flobamora di Gereja Santo Barnabas Paroki Pamulang adalah bukti konkret bagaimana keberagaman budaya dapat menjadi aset berharga dalam memperkaya pengalaman rohani umat.
Melalui upaya yang kolaboratif dan dedikasi terhadap nilai-nilai budaya, misa ini memberikan inspirasi dan pembelajaran tentang bagaimana sebuah ibadah dapat menjadi jembatan yang menghubungkan manusia dengan Tuhan dan sesama, melebur dalam harmoni dan kebersamaan.